Rabu, 30 November 2011

Pengendalian Alami dan Ekosistem Padi Hibrida


Pengendalian hama terpadu (PHT) adalah suatu cara pendekatan atau cara berfikir tentang pengendalian OPT yang didasarkan pada pertimbangan ekologi dan efesiensi ekonomi dalam rangka pengelolaan agroekosistem berwawasan lingkungan yang berkelanjutan.

Penerapan PHT tidak secara langsung menigkatkan hasil tetapi mengamankan harapan hasil yang akan diproleh dari suatu investasi dalam usaha tani. Oleh karena itu sesuai dengan prinsip PHT, maka pengendalian untuk menekan kehilangan hasil dilaksanakan dengan memadukan berbagai cara pengendalian yang tersedia di pusat produksi.

Perpaduan taktik pengendalian harus dipilih sedemikian rupa dalam suatu sistem yang harmonis untuk mencapai hasil yang optimal. Penerapan taktik - taktik pengendalian hendaknya diusahakan harmonis dan kompitabel dengan kegiatan proses produksi yang secara rutin telah biasa dilakukan oleh petani sehingga tidak perlu menambah biaya produksi atau menghadapi risiko lain yang mungkin lebih besar.

Sejalan dengan perkembangan teknologi pengendalian OPT, PHT berkembang dengan prinsip memadukan berbagai taktik pengendalian antara lain cara mekanik, bercocok tanam, pengendalian lainnya sesuai kondisi setempat.

Dalam penerpan PHT di Lapangan dengan perpaduan berbagai taktik pengendalian beberapa hal yang harus diperhatikan antara lain ;

a. Pemanfaatan pengendalian alami setempat.
Menciptakan keadaan lingkungan dengan budidaya tanaman sehat, sehingga memungkinkan tetap berfungsinya agen hayati (organisme) pengendali alami secara maksimal dan mengusahakan untuk mengurangi tindakan - tindakan yang dapat merugikan atau memtikan agens pengendali alami.
Budidaya tanaman sehat merupakan kegiatan pokok dan mendasar keberhasilan PHT. Tanaman yang sehat akan lebih tahan terhadap serangan OPT dibandingkan dengan tanaman yang lemah, tanaman sehat lebih capat mengatasi kerusakan yang terjadi melalui proses penyembuhan dan kompensasi.
Di dalam suatu ekosistem, keseimbangan populasi antara OPT dan mush alaminya seperti predator dan parasitoid perlu dipertahankan. Bila pada suatu tempat tidak dijumpai OPT, maka musuh alaminya juga tidak akan dijumpai karena tidak tersedianya makanan. Oleh karena itu di dalam ekosistem pertanian perlu tetap di jaga adanya tingkat populasi OPT yang kemungkinan musuh alami dapat bertahan terhadap kepadataan OPT ditempat itu. Dengan demikian kepadatan populasi musuh alami dapat dipertahankan untuk mengendalikan OPT.

b. Pengelolaan ekosistem dengan cara bercocok tanam.
Bertujuan untuk membuat lingkungan tanaman menjadi kurang sesuai bagi kehidupan dan pembiakan atau pertumbuhan OPT serta mendorong berfungsinya agens pengendali hayati. Ekosistem pertanian merupakan sistem yang dinamik bervariasi dari waktu ke waktu lainnya dari suatu tempat ke tempat lainnya. Ekosistem pertanian sangat peka terhadap berbagai perubahan yang terjadi di dalam maupun dari luar ekosistem. PHT merupakan bagaian integral dari pengelolaan ekosistem pertanian, oleh karena itu agar memproleh hasil Pengendalian OPT yang baik diperlukan pemahaman tentang sifat ekosistem pertanian yang dikelola. Beberapa teknik bercocok tanam antara lain ;
- Penanaman varietas tahan - Tanam serentak dan pengaturan saat tanam
- Pengaturan jarak tanam - Penanaman benih sehat dan bermutu
- Penanaman tumpangsari - Pergiliran tanam dan pergiliran varietas
- Pengelolaan tanah dan air - Sanitasi lingkungan
- Pemupukan berimbang - Penetapan masa tanam







Sumber : Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan, Ditjentan, Pedoman Pengendalian OPT Padi Hibrida, 2008, Jakarta Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan, Ditjentan, Pedoman dan Diteksi Serangan Organisme Pengganggu Tumbuhan , 2007, Jakarta