Kamis, 30 Desember 2010

AGROFORESTRY DAN PERANNYA DALAM SFM

I. Pendahuluan

       Sejalan dengan sejarah perkembangan peradaban manusia, eksploitasi dan upaya pemanfaatan sumber daya alam merupakan proses yang tidak terhindarkan. Pertambahan penduduk dunia merupakan faktor utama pendorong bagi upaya pemanfaatan sumber daya alam (Natural Resources Exploitation) khususnya hutan, disamping intensitas teknologi yang digunakan. Kehutanan kemudian dihadapkan dengan meningkatnya permintaan masyarakat akan barang dan jasa yang berasal dari hutan, seperti kebutuhan air bersih, konservasi lahan, dan habitat satwa liar tertentu atau terjadinya penyusutan lahan sebagai kebutuhan dasar masyarakat khususnya masyarakat sekitar hutan.
Kawasan hutan kemudian dikonversi untuk tujuan lain seperti tempat pemukiman, lahan pertanian dan perkebunan, bahkan akhir-akhir ini terjadi illegal logging secara besar-besaran. Kondisi tersebut telah membawa dampak kepada permasalahan keseimbangan ekosistem alam atau lingkungan biosfir bumi.
       Konversi hutan menjadi lahan pertanian disadari menimbulkan banyak masalah seperti penurunan kesuburan tanah, erosi, kepunahan flora dan fauna, banjir, kekeringan dan bahkan perubahan lingkungan global. Masalah ini bertambah berat dari waktu ke waktu sejalan dengan meningkatnya luas areal hutan yang dialih-gunakan menjadi lahan usaha lain.
Masalah keseimbangan ekosistem berakibat terhadap perubahan lingkungan yang melebihi daya dukung lingkungan (carrying capacity) serta menimbulkan gangguan terhadap kemampuan alam untuk memperbaiki kembali lingkungannya (self purification). Sehingga permasalahan keseimbangan ekosistem ini merupakan permasalahan secara keseluruhan dari kehidupan umat manusia di bumi. Berbagai permasalahan lingkungan global sebagai dampak dari ketidakseimbangan ekosistem meliputi : perubahan iklim global (global climate change), penipisan lapisan ozon (ozon layering), hujan asam (rain acid), kerusakan ekosistem hutan (forest ecosystem damage), pengurangan keanekaragaman hayati (biodiversity crisis), penggunaan dan buangan B3 (hazardous matter), krisis energi global (energy crisis), hak-hak masyarakat asli (property right the indigenous people).
Secara keseluruhan permasalahan tersebut telah membawa dampak bagi kehidupan umat manusia di bumi. Dampak ini dapat berakibat terhadap kesehatan manusia, kondisi ekonomi dan kehidupan sosial, serta berpengaruh terhadap tatanan perilaku budaya masyarakat. Sejalan dengan akibat masalah lingkungan yang dirasakan manusia, telah pula membawa kesadaran baru bagi umat manusia untuk lebih memperhatikan masalah lingkungan dan serta harus melakukan upaya-upaya untuk memperbaiki keadaan lingkungannya.
       Kesadaran tersebut telah melahirkan berbagai sistem dan praktek agroforestry khususnya di negara-negara berkembang. Sistem dan praktek agroforestry tersebut diyakini dapat memberikan solusi keseimbangan dalam ekosistem melalui berbagai teknik pengelolaan lahan dengan berbagai macam kombinasi tanaman (pertanian, perkebunan dan kehutanan) dan atau ternak secara bersama-sama atau berurutan. Bahkan lebih dari itu, agroforestry juga dapat mengatasi masalah pangan terutama bagi masyarakat pedesaaan. Artinya, agroforestry disamping mempunyai manfaat biofisik (kualitas tanah dan air, konservasi, keanekaragaman hayati, penyimpan karbon, dll) juga mempunyai manfaat sosial ekonomi dan budaya yang selalu berubah-ubah dari waktu ke waktu (dinamis).
       Dengan demikian maka agroforestry dapat berperan dalam pelestarian lingkungan sebagai cita-cita luhur pengelolaan hutan lestari (Sustainable Forest Management/SFM). Peran agroforestry dalam SFM ini dapat dilihat dari nilai-nilai yang terkandung dalam agroforestry itu sendiri dihubungkan dengan kriteria dan indikator yang terkandung dalam SFM. Secara garis besar ada tiga prinsip kelestarian yang terkandung dalam SFM, yaitu : kelestarian produksi, kelestarian lingkungan dan kelestarian sosial. Adapun kriteria dan indikator SFM dari masing-masing lembaga atau negara berbeda-beda namun pada prinsipnya sama yaitu berdasarkan pada prinsip SFM tersebut. Peran agroforestry dalam SFM serta prinsip SFM tersebut akan dijelaskan lebih jauh dalam makalah ini.