Gejala
Gejala awal bercak bulat atau oval pada pelepah yang berukuran 0.5 Cm—1,5 Cm, warna abu abu di bagian tengah dan coklat abu dipinggirnya. Bercak dapat melebar menutupi seluruh permukaan pelepah daun, mengakibatkan malai tidak muncul tau muncul sebagian. Infeksi busuk pelepah dapat terjadi dalam satu rumpun, yang mengakibatkan tanaman kerdil dan sebagian besar bulir hampa.
Siklus Penyakit
Sampai saat ini informasi mengenai siklus penyakit busuk pelepah di Indonesia masih sangat terbatas. Meskipun penyakit ini telah banyak diteliti di India di daerah yang mempunyai iklim mirip Indonesia.
Sakthivel (2001) menguraikan siklus hidup penyakit busuk pelepah yang disebabkan oleh jamur patogen S. Oryzae adalah sebagai berikut.
Jamur patogen bertahan dan terbawa oleh benih yang terinfeksi, sisa pertanaman, tanah, singgang dan gulma. Pada benih dapat bertahan sampai dengan 4 bulan, pada pelepah daun yang disimpan disuhu kamar bertahan 7 bulan dan pada pelepah pada pertanaman dilapang bertahan 10 bulan. Beberapa gulma yang dapat berperan sebagai inang alternatif adalah Eleusine indica, Monochoria vaginalis, Cyperus teneriffae dan C. Iria. Tanaman bambu juga dilaporkan dapat terinfeksi oleh penyakit ini. S. oryzae menginfeksi melalui stomata atau luka. Infeksi oleh S. Oryzae akan mudah terjadi setelah tanaman lemah oleh serangan penggerek batang padi, kutu, atau infeksi penyakit virus tanaman yang lain. Kondisi lingkungan yang ideal untuk perkembangan penyakit ini adalah suhu 20—30o C dan kelembaban 65—85%.
Di Indonesia infeksi S. oryzae telah tersebar di beberapa tempat antara lain. Maros (Sulawesi Selatan) dan Purwakarta ( Jawa Barat) tanpa diikuti dengan serangan OPT lain, Tanggerang (Jawa Barat) di lokasi yang terserang berat Penggerek batang padi, Subang dan Bekasi setelah terserang berat oleh Wereng Coklat, Purwakarta (Jawa Barat), Manggarai(NTT), Siak ( Riau) komplek serangan dengan infeksi penyakit Cercospora sp.
Upaya Waspada Sejak Dini
Secara teknis upaya pengendalian masih sangat terbatas oleh karena sangat terbatasnya informasi penyakit busuk pelepah ini. Meskipun demikian mewaspadai penyakit ini lebih dini merupakan tindakan bijaksana yang dapat dilakukan , sambil menunggu informasi pengendalian yang paling tepat . Antara lain dapat dilakukan dengan.
1. Meningkatkan kemampuan pengamatan dalam mengenal tanda dan gejala penyakit busuk pelepah.
2. Mengkaji epidemiologi dan potensi merugikan penyakit busuk pelepah yang ada di Indonesia.
3. Melakukan budidaya tanaman sehat yang disesuaikan untuk menekan penyakit ini antara lain
Sanitasi gulma yang telah dikenal sebagai inang alternatif,
Seleksi benih, khususnya yang berasal dari daerah endemis penyakit busuk pelepah.
Aplikasi pupuk secara berimbang
Menjaga jarak tanam agar tidak terjadi gesekan antar tanaman yang mengakibatkan luka.
Mengendalikan OPT lain yang dapat mempermudah terjadinya infeksi penyakit busukpelepah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar